Stiker hitam di jari manis

Delta datang dengan wajah penuh bahagia karena laki-laki itu mendapat izin untuk mencoret-coret kuku Zetta.

“Muka lo seneng banget,” kata Zetta saat mereka duduk di ruang tamu.

Delta tersenyum sambil menaikan alisnya, “iya dong, coba mana sini liat kukunya,”

Zetta menggelengkan kepalanya tidak menyangka Delta akan sesemangat ini, “nih, awas aja ya Del,”

“Iya, tenang aja bakalan aman,”

Zetta beranjak dari duduknya menuju kamar untuk mengambil keperluan mereka saat menghias kuku nanti. Gadis itu kembali dengan beberapa warna kutek dan hiasan untuk kukunya.

“Nih, jangan belepotan oke!” pinta Zetta.

Delta langsung dengan cepat membuka tutup kutek yang berwarna ungu, lelaki itu ingin membuat kuku Zetta menjadi ungu dan coklat.

“Ungu coklat oke kan?” tanya Delta memastikan kalau Zetta tidak keberatan.

Yang ditanya mengangguk memberi jawaban setuju, Delta melanjutkan aksinya untuk mewarnai kuku Zetta.

Kuku pertama hanya berwarna ungu, rapih dan tidak berantakan, Zetta memberi bintang lima kepada Delta. Sampai akhirnya pada kuku ketiga, laki-laki itu ingin mencampurkan warna coklat dan ungu dalam satu kuku tetapi ia tidak tahu cara membuatnya, alhasil kuku Zetta menjadi tak karuan.

“DEL INI KENAPAAA?” tanya Zetta heboh saat melihat warna kukunya.

“Santai jangan marah-marah, gue hapus dulu,” katanya sambil tertawa tidak bersalah.

Delta melakukan percobaan keduannya, dan hasilnya tetap saja sama, masih berantakan dan sepertinya tidak akan berhasil karena lelaki itu tidak mengeti tekniknya.

“Ze kalau kutek lo habis gapapa?” tanya Delta dengan santainya.

“Menurut lo?”

“Yaudah nanti gue beliin kalau habis, soalnya kemungkinan besar bakalan salah mulu,” balas delta membuat Zetta terkejut.

“Del, yang bener aja? Gilaaaaa,”

Delta memutuskan untuk meminta kepada Zetta untuk mengulang dari awal, dari kuku pertama, dan mengganti warna yang ia pakai.

“Kayanya emang ga bakat pake warna ungu sama coklat, ganti putih aja mau ga?” tanya Delta lagi, hari ini ia banyak bertanya pada Zetta.

“Bebas lo mau pake yang mana aja, asal kuku gue jadi, hahaha,” ucap Zetta.

Pada akhirnya laki-laki itu mengambil kutek berwarna putih, dan mengoleskan kuasnya ke kuku Zetta, rapih sama seperti warna ungu sebelumnya.

“Ze kayanya gue cuma bisa satu warna doang,”

Zetta tidak akan kaget dengan ucapan Delta, karena untuk menggunakan kutek dengan rapih saja memerlukan fokus yang tinggi.

“Iya gapapa, satu warna juga oke, yang penting jadi, gue mau liat hasilnya kaya gimana,”

Delta berhasil menyelesaikan permintaannya sendiri pada kuku Zetta hingga kuku terakhir, walaupun memerlukan waktu tiga puluh menit untuk sepuluh jari Zetta.

“Masa gini doang, Ze,” protes Delta, padahal ia yang membuat.

“Loh ya kan yang buat, lo, terserah mau lo apain, gue terima jadi aja,”

“Bener ya?”

“Iya,” balas Zetta.

Lelaki itu mengambil satu kotak yang berisikan hiasan kuku, ia memilih-milih mana yang sekiranya ia bisa pasangkan ke kuku Zetta, sampai akhirnya ia melihat satu stiker hitam berbentuk love.

“Ze, ini mau ga?” Tanyanya sambil menunjuk stiker tersebut.

“Mau, Tuan, pasang apa aja bebas,” jawab Zetta sambil menundukan kepalanya seperti berbicara kepada raja.

Setelah mendapat jawaban, Delta mengambil stiker itu dengan capitan yang sudah Zetta sediakan, dan menempelkannya pada kuku jari manis gadis itu.