Sabtu bersama
Siang ini, Hail sudah berada di rumah Kale dengan motor kesayangannya. Mendengar suara Hail di bawah mebuat Kale terburu-buru keluar dari kamarnya.
“Sebentar ya il! Gue rapihin tas dulu.” Teriaknya dari depan kamarnya.
Mama Kale menyahut, “Kal jangan teriak-teriak, maaf ya il, emang si Kale kerjaannya teriak-teriak.” Lanjutnya kepada Hail.
“Iya tante gapapa,” kata Hail sambil tersenyum.
Sekitar dua menit menunggu Kale yang sedang merapihkan tasnya, akhirnya gadis itu turun menghampiri Hail.
“Lama ga?” Tanya Kale sambil menggunakan sepatunya.
“Engga kok,”
“Yaudah deh ayo, jangan lama-lama disini, malu.” Ajak Kale kepada hail setelah ia selesai memakai sepatu.
Hail tertawa, “kenapa malu coba? Emangnya ngapain?”
“Ga tau ah, udah ayo berangkat aja.” Paksa Kale yang sudah berdiri dari duduknya. Lalu mereka berpamitan kepada Mama Kale dan segera menuju ke arah luar rumahnya.
“Kal tapi gue bawanya motor, gapapa?” Tanya laki-laki itu saat mereka sudah berada di luar.
“Ya elah santai aja, liat nih, gue pake celana, gue sesantai ini bajunya, kecuali gue make baju nikahan, baru deh bingung naik motornya.” Ujar Kale sambil menunjukan baju yang ia kenakan.
Hail menganguk menyetujui, mereka berangkat menuju salah satu toko yang sering kali hail kunjungi saat ingin membeli kaos. Tidak membutuhkan waktu yang lama, hanya sekitar 15 menit mereka sudah sampai di tempat yang dituju.
“Loh, lo juga suka beli baju disini?” Tanya Kale saat turun dari motornya.
“Iya, lo suka juga?”
“Ya engga sih, Cuma kakak gue dulu juga suka beli disini,” ujar perempuan itu. Hail ber-oh ria menanggapinya.
Mereka melihat-lihat baju yang dipajang dengan gantungan-gantungan yang sudah tersusun rapih. Sambil sesekali tertawa akibat gurauan yang dibuat oleh salah satu diantaranya.
“Kal, ini bagus ga?” Tanya Hail menunjukan baju pilihannya.
Kale menoleh melihat baju tersebut, menimang-nimang dengan wajah yang dibuat-buat dihadapan Hail, “hmmm….” Ucap Kale pura-pura berfikir, “bagus gak yaaaa?” Tanya ia balik kemudian tertawa.
“Hahahaha bagus ga Kal?”
“Bagus kok bagussss, keren.” Kata perempuan itu dengan mengacungkan dua jempolnya.
Mereka Kembali memilih baju, sibuk dengan dirinya masing-msing hingga jam sudah menunjukan pukul 15.00 dan mereka segera menuju ke kasir untuk melakukan transaksi pembayaran.
Setelahnya, Hail mengajak Kale untuk sekedar membeli minum di cafe yang berada di dekat-dekat sini. Sejujurnya, laki-laki itu tahu bahwa gadis yang sedang bersamanya sangat menyukai kopi, maka dari itu ia mengajaknya ke cafe terdekat, padahal bisa saja hanya ke minimarket, karena mereka hanya ingin membeli minum sebentar.
“Beli kopi sebentar ya Kal,” kata Hail saat sudah berada di motornya.
Kale yang mendengar pun langsung bersemangat, “IYA AYOOO!” Hail tertawa di dalam helm yang ia gunakan.
Mereka berhenti di depan cafe Serdadu, dan memesan dua gelas hot coffee. Sambil menunggu pesanannya datang, laki-kali itu mengajak Kale menggelilingi tempat itu.
Kale melihat salah satu spot yang cantik yang pas untuk mengabadikan dirinya disana, “Hail,” panggil gadis itu.
“Kenapa?”
“Tolong fotoin gue disini,” Pinta Kale dan memberikan ponselnya kepada Hail.
Laki-laki itu mengambil beberapa jepret foto gadis yang menjadi objek fotonya itu. Dengan beberapa angel foto agar tidak terlihat monoton.
“Kal,” Panggil Hail.
“Yap? Udah banyak ya?”
Laki-laki itu menggeleng, “boleh gue foto pake HP gue juga?”
“Hah, gimana?”
“Gue foto lo juga, tapi pake HP gue, boleh?” Jelas laki-laki itu. Kale yang diajak bicara hanya bisa tersenyum kikuk dengan menganggukan kepalanya, meng-iyakan permintaan Hail.