Pulang(?)
setelah mendapatkan izin, kale langsung berjalan ke arah gerbang sekolah untuk memesan ojek online. tapi server tersebut sedang ramai, yang membuat kale harus menunggu lebih lama untuk mendapatkan driver.
kale sudah menunggu sekitar 5 menit hanya untuk mendapatkan driver.
“neng belom dapet ojol nya?” tanya pak satpam sekolah.
“belom pak, penuh servernya.”
“yaudah nunggu aja dulu, tuh duduk aja disana neng.” ucapnya sambil menunjuk bangku yang ada di ujung gerbang sekolah.
“iya pak makasih.”
dari parkiran sekolah terdengar 2 suara motor yang sedang berjalan menuju gerbang. kale menoleh ke sumber suara itu.
‘mati gue.’ batin kale. ternyata suara itu berasal dari motor hail, dan yazi yang bersama jerio. mereka adalah anggota osis. ‘semoga hail ga liat gue.’ lanjutnya.
“hail.” panggil pak satpam. “sini dulu kamu.” lanjutnya.
“kenapa pak?”
“mau keluar kan? tadi pak dirman kasih tau ke bapak katanya kamu mau keluar.”
“iya pak ada keperluan, kenapa emang?” tanyanya.
“itu si eneng dari tadi nunggu ojek ga dapet-dapet, anterin weh sekalian.” ucap pak satpam sambil menunjuk ke arah kale.
kale yang merasa dirinya di tunjuk oleh pak satpam pun bingung. ‘mampus hail liat gueee.’ teriak kale dalam hatinya.
“emang dia mau kemana pak?”
“pulang katanya mah, coba bapak tanya dulu.” jawabnya. “neng mau ke arah mana?” tanya pak satpam pada kale.
“saya pak?” tunjuk kale pada dirinya sendiri.
“atuh iya, siapa lagi emang yang ada disini.”
“hehehe ke griya saya, kenapa pak?” jawab kale dengan hati yang sudah campur aduk tak karuan.
“bentar neng.” jawabnya. “tuh kamu ke arah griya engga il?” tanya pak satpam ke hail.
“emang mau ke griya pak.” jawab hail santai.
“nah iyaudah bareng gih sana, kasian si eneng. nolongin orang dapet pahala il.” suruh pak satpam sambil menepuk pundak hail. “neng, itu sama hail aja, dia ke griya juga!” teriak pak satpam.
kale yang mendengar itu pun kaget setengah mati, bagaimana bisa, dia yang dipinjamkan jaket oleh hail, lalu diantar pulang juga oleh nya. padahal hari ini dia tidak mau bertemu dengan seseorang yang bernama hail.
“haha iya pak boleh deh, kosong kok motor saya.” jawab hail sambil tertawa. “yaudah berangkat ya pak.”
“iya hati-hati.” jawab pak satpam.
suara motor itu berhenti di depan kale.
“ayo naik.” ajak hail.
“eh gue naik ojek aja gapapa.” tolak kale, sebenarnya dia sangat ingin berduan dengan hail di atas motor, tapi bukan sekarang waktu yang dia mau.
“gapapa, gue ke griya juga kok. ayo.”
“seriusan gapapa?”
“iya, ayo kal naik.” pintanya lagi.
“iya bentar.” jawab kale berdiri dari duduk nya dan langsung menaiki motor hail.
hail dan yazi segera menjalankan motornya keluar dari gerbang sekolah.
hening, selama perjalanan tidak ada yang bicara. hanya terdengar deru knalpot dari kedua motor tersebut. sampai akhirnya hail bertanya “kel rumahnya dimana?”
“eh itu nanti masuk ke komplek griya nya.” jawab kale kaget, bagaimana bisa hail masih dengan santainya bertanya, padahal jelas-jelas hail tahu cewek yang bersamanya sedang memakai jaket nya karena kejadian tadi pagi.
“oh oke.” balasnya.
setelah memasuki komplek, kale memberi tahu jalan menuju rumah nya. “itu il depan belok kiri, nanti sampe.”
“siap.” balasnya sambil menganggukan kepalanya.
kale menepuk bahu hail memberi tahu bahwa mereka sudah hampir sampai “il gerbang hitam rumah gue, berhenti disitu ya.”
“oh itu? okeoke.” jawabnya.
hail dan yazi menghentikan motornya di depan rumah kela. “makasih ya il, zi, jer, sorry nih ngerepotin.” ucap kale setelah turun dari motor hail.
“santuy sama kita mah kal.” jawab yazi sambil membenarkan helm-nya. “iya kan jer?” lanjutnya.
“iye santai aja, kaya sama siapa aja lagian.” ucap jerio.
“yaudah kal, duluan ya.” ucap hail sambil menggunakan kembali helm-nya. “nanti gue jemput lagi.” lanjutnya.
“oke, makasih ya sekali lagi.” ucap kale yang diberi anggukan oleh mereka.
mungkin hari ini, lebih tepat nya, pagi ini, semesta sedang tidak bersahabat dengan kale.