Milik berdua
Laki-laki berpostur tinggi dengan mole di bawah mata sebelah kanannya masuk ke dalam rumah Zetta dengan membawa masker milik sang pemilik rumah.
“Cepet banget, ngebut ya?” tanya Zetta saat melihat satu-satunya teman lelaki yang sekarang ia miliki sedang berjalan menghampirinya.
“Tadi pake pintu doraemon,”
“Oh pantesan cepet, kapan-kapan ajak gue ya,”
Delta menjawab ucapan Zetta dengan anggukan. “Mana cookies yang gagal? Mau coba,”
“Duduk dulu bisa ga? Lu baru banget dateng,”
“Engga, udah ga sabar mau coba,” oceh Delta dan akhirnya ia sendiri berjalan menuju dapur milik Zetta.
Mencari tempat dimana gadis itu menaruh cookies gosong buatannya, sampai akhirnya ia menemukan satu toples transparan yang berisi cookies berwarna coklat gelap.
“Ini?” tanya Delta mengangkat toples yang baru saja ia temui.
“Iya, jangan dicobainnnn, nanti mules Del,”
Bukannya mendengarkan, Delta malah membuka toples yang ada di tangan kirinya lalu mengambil satu buah cookies buatan Zetta. Tanpa ragu, Delta langsung memasukan satu buah cookies ke dalam mulutnya.
“Enak ah,” ucap Delta setelah menelan makanan yang ada di mulutnya.
Zetta hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil berjalan ke arah Delta, berniat mengambil toples yang dipegang laki-laki itu.
“Jangan diambil, orang gue suka,”
“Tapi gosong, Del,”
“Enak, Zee, sumpah,” ujar Delta dengan tangan kanannya membuat angka dua, tanda bahwa ia serius dengan ucapannya.
“Rasanya pas, cuma emang agak pahit pas bagian yang gosong, tapi masih bisa diterima sama lidah gue,” jelas laki-laki itu membuat Zetta senang ada yang mengapresiasi cookies gosong buatannya.
Barang titipan Zetta tadi, saat ini sedang mereka gunakan pada wajahnya masing-masing. Tidak ada sesi yang menggemaskan seperti di film-film bahwa sang tuan mengoleskan masker kepada wajah sang puan pun sebaliknya.
Sebelumnya, Zetta sempat membujuk Delta agar dirinya mau untuk ikut serta dalam menggunakan masker pada wajahnya, karena biasanya laki-laki itu hanya menyaksikan Zetta berkutat dengan segala macam keperluannya.
“Del, itu ga rata anjir hahahaha,” tunjuk Zetta pada satu bagian di pipi Delta yang masih belum teroleskan benda cair berwarna hitam.
“Yang mana sih?”
“Ini siniiii, makanya ngaca,” Zetta meminta agar Delta melihat wajahnya dengan cermin.
“Takut aneh ngeliat muka gue,”
“Engga, orang ganteng gitu,”
“Kebiasaan,”
“Cepet ngacaaaa,” Paksa Zetta, akhirnya laki-laki itu memberanikan diri untuk melihat wajahnya yang sudah berwarna hitam.
“Zee ini bener ga sih?”
“Bener,”
“Muka gue kok jadi serem, kaya zombie,” oceh Delta setelah melihat wajahnya.
“Mana ada zombie maskeran,”
“Ini,” tunjuk Delta pada dirinya sendiri, “kok kalau lu tetep cantik sih Zee? Ga adil,”
“Tanya Tuhan aja, bingung jawabnya,” balas Zetta kemudia mengambil poselnya.
“Foto, Del, foto!”
“Malu, Zee,”
“Ih ngapain malu? Kan udah gue bilang GANTENG!“ Jelas Zetta.
“Yaudah sini hp nya,” Delta meminta ponsel milik Zetta dan membuka kamera untuk memotret diri mereka.