Halo, pemilik.

Hail sudah menunggu di halaman depan rumah Kale dengan mobil hitam miliknya.

Kale menghampiri mobil Hail dengan wajah yang sedikit merah, gadis itu sudah tidak karuan perasaannya.

“Halo,” sapa Kale saat membuka pintu mobil.

“Hai,” Hail membalas, “muter-muter aja gapapa kan?” tanya Hail.

“Iya gapapa, bebas mau kemana aja,”

Setelah Kale duduk rapih di sebelah Hail, laki-laki itu langsung mengendarakan mobilnya menuju salah satu tempat ice cream di BSD.

Selama perjalanan, mereka sama sekali tidak menyinggung tentang proposal itu, Hail tidak menanyakan jawaban dan Kale pun belum memberikan jawaban.

“Mau rasa apa?” tanya Hail pada Kale saat mereka sudah sampai.

“Chocolate chip cookie dough”

Hail memesan dua cup ice cream dengan rasa yang berbeda, satu chocolate chip cookie dough untuk kale dan satu jamoca untuk dirinya.

“Kenapa hari ini BSD panas banget ya?” tanya Kale pada dirinya sendiri.

“Kenapa, Kal?”

“Hah? Engga, gue lagi ngomong sendiri,”

“Oh,” balas Hail sambil tertawa.

Hail memberikan satu cup untuk Kale, lalu mereka duduk di salah satu meja yang posisinya berada di dekat jendela menghadap jalanan.

Suasanya cukup hening, hanya ada alunan musik yang berputar dari dalam toko tersebut serta suara yang keluar dari wajah cantik di hadapan Hail.

“Seger banget jam segini makan ice cream,” “Kenapa gue baru tau ada toko ice cream enak deket sini,” “Ih kucingnya lucuuuu,” “Laba-laba ada dagingnya ga sih?” “Ikan kalau ngobrol gimana ya?” Dan masih banyak lagi pertanyaan seta ocehan-ocehan yang keluar dari mulut Kale.

“Lagi seneng, Kal?”

“Eh?”

“Lo lagi seneng? Biasanya kalau lagi seneng pasti lo banyak ngomong,” tanya Hail, laki-laki itu sampai tahu bahwa Kale akan banyak bicara bila sedang bahagia.

Kale tersenyum kikuk, gadis itu seperti anak kecil yang ketahuan diam-diam kabur dari waktu tidur siangnya.

“Sotau,” jawab Kale.

“Emang tau,”

“Tau apa?”

“Tau kalau lo cantik,”

Hail benar-benar memporak-porandakan hati kale. Wajah gadi di depannya sudah dapat dipastikan berwarna merah pekat.

“Seriussss,”

“Iya serius, coba aja ngaca,” suruh Hail, lalu laki-laki itu membuka gambar kamera pada ponselnya.

“Tuh kan, ada bidadari,” ucap Hail ketika mengarahkan kamera depannya pada wajah Kale.

“HAILLL!”

Hail malah tertawa melihat Kale, saat ini bagi Hail, Kale benar-benar terlihat seribu persen lebih cantik dari biasanya. Benar-benar pikirannya hanya terisi oleh wajah Kale.

Lima belas menit berlalu, mereka masih setia melanjutkan obrolan tidak jelasnya.

“Iya,” ucap Kale.

“Apa? Kok tiba-tiba iya?”

“Yaaaa, iya,”

“Iya, apa?” Tanya Hail bingung, karena sebelumnya mereka sedang membicarakan ikan-ikan di dalam air.

“Ituuuu,”

“Apa?”

“IH MASA HARUS GUE PERJELAS,” oceh Kale karena hail sama sekali tidak paham dengan maksudnya.

“Proposal, jawabannya iya,” jelas Kale.

Hail masih kaget dengan perkataan Kale yang benar-benar mendadak, laki-laki ini tidak menyangka Kale akan menjawabnya sekarang, disaat ini juga ketika mereka sedang membicarakan mengapa ikan tidak tenggelam di dalam air.