chiiroses

“Sumpah lu enak banget, Juuullll, dunia ini ga adil,”

Sejak tadi Acel tak henti-hentinya berkata bahwa dunia ini tidak adil karena Jule hanya menyaksikan classmeeting sedangkan dirinya harus turun menjadi perwakilan voli di kelasnya.

“sumpah, Cel, lu ga capek ngomong itu mulu? Gue yang dengernya aja capek,”

“Engga lah, lebih capek disuruh main voli,” lagi dan lagi voli yang dibahas Acel.

“Sana lu, prepare,” Jule mengusir Acel karena sehabis ini, kelas Acel yang akan turun melawan kelas IPA 5, “semangat, Cel, kalau menang gue traktir di kantin,”

“Bener ya?” Acel bersemangat mendengarnya.

“Iya, terserah deh lu mau apa,”

“Asik, menang ini gue,” Acel tersenyum bangga, merasa kelasnya akan menang melawan IPA 5.

“Le,” panggil Ragil dari belakang.

“Oy, kemana aja lu?”

“Sibuk,” jawabnya.

“Iya deh yang sibuk, gue mah pengangguran jadi diem aja,”

“Ga gitu cantiiikkkk,” jawabnya kemudian menarik tangan Jule agar mundur beberapa langkah.

“Kenapa?”

“Banyak yang genit masa, tutupin gue dong,” kata Ragil berdiri di belakang Jule agar tubuhnya tidak terlalu terlihat oleh orang-orang.

Jule membelakan matanya, “DIH? TOM HOLLAND LU?”

“Ih sumpah anjir, lu liat arah jam satu,” suruhnya, Jule lantas menoleh, “jangan langsung nengok cintaaa,”

“Cinta cinta, lagi di sekolah, Jelek,” balas Jule memukul lengan Ragil.

“Ya kan emang cintanya gue,”

“IDIH IDIHHH, geli sumpah. Lu gue tonjok kayanya enak ya?” Jule mengarahkan kepalan tangannya ke muka Ragil. Yang ingin dipukul hanya tersenyum.

“Mending cari tempat yang adem aja, Acel bentar lagi soalnya,” ajak Ragil untuk pindah dari posisinya sekarang menuju salah satu bangku-bangku yang terhadang oleh pohon.