Aduh Baskaaa

Baskara sudah sampai sejak enam menit yang lalu, ia masih setia duduk di dalam mobilnya menunggu Selasa yang masih berada di dalam rumah. Sambil mendengarkan lagu-lagu yang ada di playlistnya.

Tiga menit kemudian Selasa membuka gerbang rumah yang membuat Baska mengalihkan pandangan dari ponsel menjadi ke arahnya. Ia kemudian berjalan ke arah mobil.

“Lama ya?” Tanyanya saat membuka pintu mobil.

“Engga kok.” Jawab Baska sambil membantu selasa meneruh tasnya di kursi belakang.

“Yaudah ayo berangkat!” Ajak Selasa setelah menggunakan seat beltnya.

Mereka segera berangkat menuju tempat les Selasa dengan playlist yang selalu mereka dengarkan saat mereka sedang berada di mobil.

Lalu lintas saat ini ramai lancar. Lagu demi lagu telah berputar selama perjalanan, dengan keadaan dimana Selasa akan menggelar konser dadakan di dalam mobil dan Baskara menjadi pendengar setia perempuan itu.

“Kamu bosen ga sih? setiap pergi bareng sama aku kalo naik mobil, pasti aku selalu nyanyi.”

“Engga bosen, malah rame sel.”

“Iya sih yaa, jadi kamu ga bakalan ngantuk kalo sama aku hahaha.” Jawabnya sambil tertawa, “Oh iya, kamu ada acara ga hari ini?”

“Hari ini?” Tanyanya menengok ke arah Selasa.

“Iya hari ini, ada ga?”

“Hari ini acara aku yaaa cuma sama kamu doang, ga ada lagi.” Ucap Baska sambil mengetuk-ngetuk stir mobil dihadapannya.

Selasa menganggukan kepalanya, “ohhh kirain mau main sama temen-temen kamu.”

“Engga, mereka lagi pada sibuk.” Ucapnya.

Mereka telah sampai di tempat les Selasa. Saat ini tidak terlalu banyak yang berangkat untuk latihan, mengingat mereka lebih suka latihan pada sore hingga malam hari.

“Kamu mau masuk atauu???” Tanya Selasa sembari mengambil tasnya.

“Aku di tempat tunggu aja boleh?”

“ya boleh lahh, yaudah kamu tunggu disitu yaaa, aku masuk dulu.” Ucap Selasa sambil melambaikan tangan kepada lelakinya itu.

“OH IYAAAA, nanti kalo kamu bosen terus mau muter-muter, kabarin aku yaaa!” Teriak Selasa saat menaiki tangga.

“Siap cantik.” Jawabnya dengan tangan kanan yang membentuk 'sip'.

Dua jam sudah berlalu dan Baskara masih setia pada duduknya menunggu Selasa.

Dari kejauhan ada dua perempuan yang memperhatikan Baskara sambil berbisik-bisik sejak tadi dan Baskara sadar akan hal itu, tetapi ia masih tidak menggubrisnya karena mereka hanya melihat saja dan tidakk mengganggunya.

Terdengar suara derap langkah dan bisikan-bisikan yang semakin mendekat ke arah Baskara. Lelaki itu hanya fokus dengan ponselnya yang sedang ramai oleh grup whatsapp “yang ganti bisukan” karena heril sedang bercerita tentang ia yang baru saja kembali sehabis menjemput mamanya yang berada di pasar dan ia melihat perempuan cantik sedang berjalan di sebelahnya.

“Halo... kak?” Sapa salah satu perempuan itu.

Baska yang merasa dirinya dipanggil pun mengalihkan pandangannya dari ponsel dan mengarah kepada mereka. “Saya?” Tanyanya dengan tangan kanan yang menunjuk dirinya sendiri.

“Iya, kamu.” Jawabnya dengan sedikit gugup.

“Ada apa ya?”

“hmm, anu,” Ucapnya sambil menggaruk kepalanya, “lo aja ah yang nanya, deg-degan gue.” Sambungnya dengan temannya.

“Yehhh,” ucap salah satunya, “nama lo siapa?”

Baska sedikit kaget dengan pertanyaan yang ia lemparkan kepadanya, “Nama saya?” Tanyanya balik dengan kerutan di dahinya.

“Iya nama lo.”

“Baska.” Jawabnya bersamaan dengan suara notif yang muncul pada ponselnya.

“Ohhh, senggang ga? mau ikut nongkrong sama gue ga siang ini?” Ajak peempuan yang tadi menanyakan namanya.

“Sorry, tapi kita ga kenal.” Jawab Baska dengan menundukan kepalanya kemudian segera pergii meninggalkan mereka.

Perempuan itu tidak tinggal diam saat melihat Baska berdiri bersiap untuk meninggalkan mereka. Ia menarik satu tanggan Baska yang membuatnya terhenti.

“Sorry lagi, tapi lo ga sopan.” Ucap Baska sambil melepaskan genggaman tangan perempuan itu.

“Yaelah gini doang. Ikut kita nongkrong lah, percuma ganteng tapi diem-diem aja.”

“Ga minat, makasih.” Jawabnya final dan meninggalkan mereka yang melihat Baskara dengan tatapan jengkel.