06. Pantai
Sore ini mereka sudah berada di pantai dengan Baska yang memegang cameranya di tangan kanannya. Laki-laki itu memotret sekitar, melihat indahnya salah satu ciptaan tuhan dengan matanya.
Selasa masih setia dengan senyum yang mengembang indah di wajahnya sejak ia turun dari mobil. Perempuan itu berkali-kali mengucapkan kata “wow” setiap melihat sesuatu yang membuatnya terkesan.
“Serius deh Bas, ga nyesel banget kita kesiniiiiii!” Ucap Selasa sambil berlari ke arah pantai, “sini cepeetttt!” Pintanya pada Baska saat laki-laki itu hanya tersenyum melihatnya berlari.
“Iya on my way Sel,”
Mereka menghabiskan waktu dua jam dengan menikmati indahnya pantai ini, mendekat ke arah air saat menghampiri pesisiran, membuat rumah-rumahan dari pasir, Baska yang memotret pantai ini dengan cameranya, Selasa yang menyipratkan air ke arah Baska agar mau bermain bersamanya.
Sore itu benar-benar menjadi sore yang sangat berkesan bagi mereka berdua, menghabiskan waktu sebelum akhirnya mereka akan memasuki ujian dan naik ke tingkat akhir di Sekolah Menengah Atas.
“Sel,” panggil Baskara saat mereka sedang duduk menyaksikan terbenamnya matahari.
Perempuan itu segera menolehkan wajahnya ke arah kanan, melihat laki-laki yang memanggilnya itu, “iya?” tanyanya, kemudian menyenderkan kepalanya ke bahu Baskara.
“Tetep kaya gini ya,” Ucapnya.
“Gini? kaya sekarang aku lagi nyender di kamu atau?” Tanyanya sambil menggerak-gerakan kepalanya yang sedang menyender di bahu Baskara.
Laki-laki itu sedikit tertawa mendengar jawaban yang keluar dari gadisnya itu, “tetep jadi Selasa yang kaya gini,” Ucapnya sambil membenarkan rambut selasa yang terbawa oleh angin, “jangan kemana-mana.” Lanjutnya.
Selasa terkekeh dengan ucapan yang baru saja Baskara keluarkan, “hahaha iya Baskaaaa, PASTIIII!” Teriaknya.
Setelahnya mereka kembali hening, hanya terdenger desiran ombak dan suara kicauan burung di atas sana. Berharap bahwa mereka akan seperti ini dalam jangka waktu yang selama-lamanya.
Tolong ya, jangan di patahkan.